Selasa, 10 Mei 2011

Mengenal Yusuf al-Qaradhawi Lebih Dekat

Mengenal Yusuf al-Qaradhawi Lebih Dekat
Yusuf al-Qaradhawi merupakan sosok yang telah lama malang
melintang dalam dunia pemikiran ke-Islam-an hingga akhirnya menjadi
salah satu tokoh terkemuka di dalamnya. Berbagai lahan studi Islam
menjadi perhatiannya, mulai dari studi mengenai al-Qur`an, sunnah,
tafsir, fikih, ekonomi Islam, masalah perempuan, hingga dunia sastra pun
tidak dikesampingkan olehnya. Dalam bidang yang terakhir ini (sastra),
selain menulis sejumlah dîwân syi’ir (kumpulan syair) al-Qaradhawi telah
menghasilkan dua karya yang berbentuk dialog drama yaitu Yusuf ash-
Shiddiq dan ‘Alim wa ath-Thagiyah.
Sikapnya yang terbuka dan moderat serta mau berdialog dengan semua
kalangan menjadikan pemikirannya progresif dan inovatif serta mempunyai
akar yang kuat. Pada akhirnya hal itu membuatnya mampu menjawab
masalah-masalah kontemporer secara cerdas dan cermat serta diterima
kebanyakan umat Islam.
Dalam dunia fikih al-Qaradhawi menawarkan gagasannya-gagasannya,
di antaranya adalah fiqh al-Muwâzanah (fikih keseimbangan), fiqh al-wâqi’
(fikih realitas), fiqh al-aulawiyyât (fikih prioritas), fiqh al-maqâsid alsyarî’ah
dan fiqh at-taghyîr (fikih perubahan).
- 40 -
Blog: http://kangsalim79.blogspot.com, Email: aburoyyan96@gmail.com; salimira2006@yahoo.com
Karya-karya al-Qaradhawi hingga saat ini sudah mencapai ratusan dan
telah tersebar ke seluruh penjuru dunia, khususnya dunia Islam, dari
belahan Timur sampai belahan Barat dan telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa.
Dalam menghadirkan sosok al-Qaradhawi dalam tulisan ini,
pembahasan akan dibatasi pada tiga hal, yaitu informasi dasar mengenai
al-Qaradhawi, sosok yang berpengaruh pada pemikiran al-Qaradhawi, serta
al-Qaradhawi dan fikih.
1. Informasi Dasar mengenai al-Qaradhawi
Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf al-Qaradhawi6 lahir di Mesir
tanggal 9 September 1926. Bapaknya meninggal karena sakit ketika usianya
masih dua tahun. Di negara tersebut beliau menghabiskan separuh
hidupnya sebelum akhirnya pindah ke Qatar. Pada masa kecilnya beliau
sudah mampu menghafal a-Qur`an dengan baik pada saat usianya belum
genap 10 tahun.
Beliau menempuh semua jenjang pendidikannya di Lembaga Islam al-
Azhar, Mesir. Menyelesaikan strata S1 pada tahun 1953 di Fakultas
Ushuluddin dan memperoleh Diploma mengajar pada tahun 1954. Pada
6 Kata al-Qaradhawi diambil dari nenek moyang Yusuf al-Qaradhawi yang berasal dari
sebuah desa yang bernama Qaradhah, yang terletak di propinsi Kafr as-Syaikh, Mesir.
Banyak orang yang membaca kata al-Qaradhawi dengan bacaan “al-Qardhawi” tanpa huruf
a yang terletak antara huruf r dan huruf d, hal ini pernah dijelasakan oleh Yusuf al-
Qaradhawi bahwa yang benar adalah dengan mengguakan “fathah” pada ra’-nya al-
Qaradhawi bukan dengan “sukun”.
- 41 -
Blog: http://kangsalim79.blogspot.com, Email: aburoyyan96@gmail.com; salimira2006@yahoo.com
tahun 1960 menyelesaikan masternya di jurusan Tafsir Hadits. Kemudian
pada tahun 1973 meraih gelar doktor dengan disertasi: Az-Zakâh wa
`Atsâruhâ fi Halli al-Musykilât al-Ijtimâ’iyyah, yang kemudian dicetak
dengan judul Fiqhu az-Zakâh: Dirâsah Muqâranah li `Aħkâm ihâ wa
Falsafatihâ fi Dhau`’i al-Qur’ân wa as-Sunnah.
Dalam meniti karir, al-Qaradhawi pernah bekerja Menjadi Pengawas
Masalah Keagamaan di Kementerian Wakaf Mesir, Kemudian beliau bekerja
di kantor Pengembangan Budaya Ke-Islam-an di Al Azhar. Tahun 1961
beliau bertugas di Qatar dan menjadi Kepala Ma’had Tsanawy di sana.
Tahun 1973 setelah Fakultas Tarbiyah dibuka di Universitas Qatar beliau
memprakarsai didirikannya Jurusan Studi Islam. Pada tahun 1990 beliau
bertugas ke Aljazair dan setelah itu kembali lagi ke Qatar sebagai Direktur
Pusat Studi Sunnah dan Sirah. Beliau aktif di beberapa Majma’ dan
Lembaga-lembaga Ilmiah dan Dakwah, di antaranya: Majma’ Fikih Rabithah
‘Alam Islamy di Makkah, Majma’ Buhus al-Hadharah al-Islamiyah di
Yordania, Pusat Studi Islam di Oxford, Majelis Pemangku Amanat
Universitas Islam Internasional Islamabad serta menjadi pimpinan beberapa
Badan Pengawas Syari’ah di berbagai Perbankan Islam.
Al-Qaradhawi telah menjelajah ke banyak negara dalam kegiatan
dakwah dan aktivitas ilmiyah, baik di Asia, Afrika, maupun di negaranegara
minoritas Islam. Selain itu beliau juga sering diundang dalam
memberikan presentasi dan kuliah serta seminar-seminar internasional.
- 42 -
Blog: http://kangsalim79.blogspot.com, Email: aburoyyan96@gmail.com; salimira2006@yahoo.com
Al-Qaradhawi saat ini tinggal di Qatar menjadi Koordinator Pusat
Pengkajian Sunnah dan Sirah Nabawiyyah.
2. Sosok yang Berpengaruh pada Pemikiran al-Qaradhawi
Manusia adalah sosok yang merupakan hasil bentukan lingkungan di
mana dia hidup. Demikian halnya dengan pola pikir, seseorang sangat
mungkin terpengaruh dengan pola pikir yang orang-orang yang ada di
sekelilingnya.
Pada diri al-Qaradhawi, sedikit banyak dia terpengaruh dengan
kepribadian para tokoh yang pernah dikenalnya, baik melalui bacaan
maupun interaksi langsung. Di antara tokoh yang mempengaruhi al-
Qaradhawi secara tidak langsung, dalam arti melalui bacaan adalah Abu
Hanifah (madzhab Hanafi), Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, Al-Qarafi, dan
Ibnu ‘Abidin. Pemikiran ulama-ulama tersebut sangat berpengaruh dalam
sikap al-Qaradhawi dalam berfikih. Hal itu terlihat dari seringnya al-
Qaradhawi mengutip nama-nama mereka, terutama untuk mendukung
adanya perubahan fatwa karena adanya perubahan zaman, tempat,
keadaan dan kebiasaan suatu masyarakat.
Sedangkan para tokoh yang berpengaruh secara langsung (melalui
interaksi) terhadap al-Qaradhawi di antaranya adalah al-Hasan al-Banna,
pendiri sekaligus pemimpin organisasi al-Ikhwân al-Muslimûn, serta
beberapa tokoh lain seperti Syeikh Muhammad Khidhr Husein, Syeikh
- 43 -
Blog: http://kangsalim79.blogspot.com, Email: aburoyyan96@gmail.com; salimira2006@yahoo.com
Mahmud Syaltut, Dr. Abdul Halim Mahmud, syeikh al-Bahi al-Khuly, Syeikh
Muhammad al-Ghazali dan Sayyid Sâbiq.
Dari nama-nama yang disebutkan di atas, Hasan al-Banna merupakan
tokoh yang paling banyak berpengaruh dalam diri al-Qaradhawi,
sebagaimana diakuinya dalam biografi yang ditulisnya sendiri yang berjudul
Ibnu al-Qaryah wa al-Kitâb, dikatakan olehnya:
“aku telah mulai mendengarkan pengajian al-Banna semenjak
masih duduk di kelas satu madrasah ibtida’iyyah (sekolah dasar).
Semenjak saat itu aku sudah kagum dengan kepribadiannya, dan
hatiku telah dipenuhi dengan cinta kepadanya. Jika dalam dunia
percintaan dikenal adanya cinta dari pandangan pertama, maka
dalam dunia dakwah mungkin ini dikatakan sebagai cinta dari awal
mendengar”.
Semenjak saat itu al-Qaradhawi banyak mencurahkan perhatiannya
terhadap al-Banna hingga akhirnya banyak mendapatkan pelajaranpelajaran
darinya. Di antara pemikiran al-Banna yang menancap dalam diri
al-Qaradhawi adalah mengenai 3 permasalahan yang harus diselesaikan,
yaitu permasalahan skala kecil (dalam negeri), skala menengah (dunia
Arab), dan skala besar (dunia Islam). Dengan ini baik secara langsung
maupun tidak langsung al-Qaradhawi banyak terpengaruh oleh al-Banna,
terutama semangatnya dalam berdakwah.
- 44 -
Blog: http://kangsalim79.blogspot.com, Email: aburoyyan96@gmail.com; salimira2006@yahoo.com
Dalam hal fikih, al-Qaradhawi adalah sosok yang anti fanatisme
madzhab, karena menurutnya, berkutat hanya dalam satu madzhab
tertentu akan mempersempit dan menyulitkan diri dalam berfikih. Dalam
hal ini al-Qaradhawi (1998: 2/18) sering mengulang-ulang perkataan Imam
al-Ghazali, yang bermadzhab Syafi’i, dalam Ihya` ‘Ulûm ad-Dîn ketika
memberikan komentar terhadap imam madzhabnya, bahwa dia (al-Ghazali)
dalam masalah air lebih tertarik pada pendapat Imam Malik, dan kemudian
ia mengemukakan tujuh macam alasan untuk memperkuat Imam Malik.
Jika dirunut ke belakang, pola pikir al-Qaradhawi tersebut disebabkan
adanya keyakinan dalam dirinya bahwa perkataan dan pendapat orangorang
terdahulu harus ditimbang berdasarkan al-Qur`an dan sunnah,
sebagaimana diajarkan oleh al-Banna.
Dengan pola pikir semacam itu, ketika al-Qaradhawi melihat
metodologi fikih yang dianut oleh Sayyid Sabiq yang mendasarkan fikihnya
kepada al-Qur`an dan sunnah (fiqh as-sunnah) al-Qaradhawi menjadi
terpengaruh dan menirunya. Hal itu diakuinya dalam sendiri dalam
bukunya Hadyu al-Islam Fatawa Muashirah (1998: 1/17).
Di samping itu, pergaulan intensif al-Qaradhawi dengan para tokoh al-
Ikhwân al-Muslimûn dan para ulama Al-Azhar juga mempunyai andil
tersendiri dalam membentuk karakternya, sehingga al-Qaradhawi banyak
mengenal dan belajar hampir seluruh ilmu-ilmu ke-Islam-an, dari ilmu alat
- 45 -
Blog: http://kangsalim79.blogspot.com, Email: aburoyyan96@gmail.com; salimira2006@yahoo.com
(nahwu, sharaf) hingga filsafat. Hal itu menjadi modal bagi al-Qaradhawi
untuk menjadi pribadi yang matang.
Kematangan al-Qaradhawi semakin mencapai puncaknya dengan
banyaknya pengalaman yang didapatkannya melalui perjalanan ke negaranegara
di dunia, baik di negara mayoritas muslim maupun di negara
minoritas muslim. Hal inilah yang pada akhirnya membuka paradigma al-
Qaradhawi dalam menyikapi permasalahan. Dalam menyikapi realitas
kehidupan muslim di negara-negara minoritas muslim, misalnya, al-
Qaradhawi mengetengahkan idenya mengenai fiqh al-aqalliyât almuslimah
(fikih minoritas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar